Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Most Popular/Fun & Sports

Raudhatul Zannah, Petani Milenial Asal Indramayu Sukses Beromzet Ratusan Juta



Sukses di usia muda tentu menjadi impian semua orang, tetapi untuk menggapai sukses tentu tidak mudah dan tidak seperti membalikkan telapak tangan. Hal itulah yang dirasakan Raudhatul Zannah Anggraeni warga Indramayu, Jawa Barat.

Ibu muda berusia 31 tahun ini merupakan salah satu diantara ribuan petani milenial di Jawa Barat yang sukses menjadi petani muda di bidang budidaya ikan lele. Ia mengaku usaha yang digelutinya itu baru lima tahun dan berawal dari rasa nekad atau tidak tahu bagaimana cara memulainya.

Namun dengan support dari orang-orang disekitarnya, Ia akhirnya menekuni usaha tersebut dengan warga yang ada di Indramayu, hingga akhirnya ia pun mendapatkan pundi-pundi rupiah dari usahanya itu.

Tak tanggung-tanggung, omzet yang ia dapatkan kini mencapai ratusan juta rupiah atau tepatnya Rp570 juta perbulan.

“Awalnya kita ajang ujicoba dan memanfaatkan banyak keramba-keramba yang kosong di situ, dan akhirnya ujicoba yang melalui proses awal karena kita pembudidaya yang masih awam, tapi di samping itu kami ada orang-orang hebat yang memang berkecimpung di dunianya, jadi alhamdulillah bisa sebesar ini,” kata Raudhatul Zannah Anggraeni pada Jumat, 25 Maret 2022.

Anggraeni yang juga selaku ketua atua owner di Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Marisa Jaya Sakti ini menjelaskan, setelah dua tahun berjalan barulah Pemerintah Jawa Barat memprogramkan petani milenial dan dirinya masuk atau mendaftarkan diri menjadi bagian program tersebut hingga sekarang.

“Nah, semenjak itu kami mendapat pelatihan, pembinaan, diajarkan bagaimana pemasaran menggunakan teknologi hingga mendapat bantuan pembiayaan, sehingga selama menjadi petani budidaya ikan lele tidak kesulitan untuk mencari pakannya,” jelasnya.

Saat ini, keramba atau tempat pembudidayaan ikan lele miliknya sudah ada sebanyak 180 kolam, dengan panen perhari satu ton.

“Jadi kalau kita lihat estimasi ikan lele perkilo Rp 19 ribu, maka dalam sebelum panen 30 ton maka omzetnya Rp570 juta, dan selama satu tahun mencapai kurang lebih Rp 6,8 miliar,” terangnya.

Lebih lanjut dikatakan Anggraeni, petani yang menjadi binaannya kini berjumlah 40 petani yang tersebar di dua kecamatan Indramayu, yaitu Kecamatan Kandanghaur dan Kecamatan Bongas.

“Untuk pasarnya kita sudah tersebar di beberapa daerah, diantaranya Jakarta, Depok, Bekasi, Bandung dan sekitarnya,” katanya.

Ia berharap, melalui program pemerintah Jabar yang konsen terhadap petani milenial dan yang selalu memberi motivasi terhadap dirinya tentu ke depan dapat memberi dampak positif.

“Mudah-mudahan kedepanya kami mendapat kemitraan yang lebih luas para petani petani,” pungkasnya.